Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Lavoisier mengamati
tentang perubahan-perubahan di alam dan dia mengajukan pendapat kekekalan massa
“dalam sebuah reaksi, massa zat – zat
sebelum beraksi sama yang dikenal dengan hukum dengan massa zat sesudah
bereaksi”. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada massa yang hilang
selama reaksi berlangsung.
Contoh :
40 gram Ca +
16 gram O 2 --> 56 gram CaO
12 gram C +
32 gram O 2 --> 44 gram
CO 2
Contoh soal :
Pada wadah
tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium
oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa
massa oksigen yang diperlukan?
Jawab :
m Ca = 4
gram
M CaO = 5,6 gram
m O 2 = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah
reaksi
m Ca + m O 2 =
m CaO
m O 2 = m CaO - m Ca
=
(5,6 – 4,0) gram
= 1,6 gram
= 1,6 gram
Jadi massa oksigen yang diperlukan
adalah 1,6 gram.
Hukum
Perbandingan Tetap ( Hukum Proust )
Dalam kimia, hukum perbandingan
tetap atau hukum Proust (diambil dari nama kimiawan prancis joseph proust) adalah hukum
yang menyatakan bahwa “suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang
selalu tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki
komposisi unsur-unsur yang tetap”. Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen.
Bersama dengan hukum perbandingan berganda (hukum
Dalton), hukum perbandingan tetap adalah hukum dasar stoikiometri.
Contoh :
Air tersusun
oleh unsur-unsur hidrogen (H 2 ) dan oksigen (O 2 )
dengan perbandingan yang selalu tetap yaitu :
11,91 % : 88,81 % = 1 : 8
Massa H 2(gram)
|
Massa O 2(gram)
|
Massa H 2 O
(gram)
|
Massa zat sisa
|
1
|
8
|
9
|
-
|
2
|
16
|
18
|
-
|
3
|
16
|
18
|
1 gram H 2
|
3
|
25
|
27
|
1 gram O 2
|
4
|
25
|
28,125
|
0,875 gram H 2
|
Hukum
Kelipatan Perbandingan / Hukum Perbandingan Berganda
(
Hukum Dalton )
Dalam kimia, hukum perbandingan berganda adalah salah satu hukum dasar stoikiometri.
Hukum ini juga kadang-kadang disebut hukum Dalton (diambil dari nama kimiawan Inggris Jhon Dalton), tapi biasanya hukum Dalton merujuk kepada hukum tekanan parsial. Hukum
ini menyatakan bahwa “apabila dua unsur bereaksi membentuk dua atau
lebih senyanwa,
maka perbandingan berat salah satu unsur yang bereaksi dengan berat tertentu
dari unsur yang lain pada kedua senyawa selalu merupakan perbandingan bilangan bulat sederhana”.
Contoh :
C dan O dapat
membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan CO 2 . Jika
massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C sama), maka :
Massa O dalam CO : massa O dalam CO 2 akan merupakan
bilangan bulat dan sederhana (yaitu = 1:2 ).
Contoh soal :
Karbon dapat
bergabung dengan hidrogen dengan perbandingan 3 : 1, membentuk gas metana.
Berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C pada
metana?
Jawab :
C : H = 3 : 1 sehingga :
900 : m H = 3 :
1
jadi, massa H yang diperlukan adalah 300 gram.
Hukum - Hukum Gas
Pada
awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi dengan gas
Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam
reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1.
- HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den tekanan 2 atmosfir ?
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2.5 = P2 . 10 ® P2 = 1 atmosfir
- Hukum Gay Lusssac
Kemudian Joseph Gay Lussac seorang ahli kimia Prancis,
tahun 1808 melakukan percobaan tentang volume gas-gas dalam reaksi Kimia.
Berdasarkan hasil percobaannya, Gay Lussac memberikan kesimpulan sebagai
berikut : “ Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
berbanding sebagai bilangan bulat yang sederhana bila diukur pada suhu dan
tekanan yang sama “ Dikenal dengan Hukum
Perbandingan/ Penggabungan Volume atau Hukum Gay Lussac (1808)
Contoh :
Dua volum gas
hidrogen bereaksi dengan satu volum gas oksigen membentuk dua volum uap air.
gas hidrogen + gas oksigen uap air
2 V 1 V 2 V
Perbandingan
volumenya = 2 : 1 :2
3.
HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
4.
HUKUM AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ® V2 = 12.31 liter
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ® V2 = 12.31 liter
koment ya ^^