BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Lingkungan manusia saat ini telah
berubah dengan masuknya zat-zat pencemaran ke dalam lingkungan hidup kita
semua. Menurut UU pokok pengelolaan lingkungan hidup no. 4 tahun 1982,
pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat
energi/ komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Segala sesuatu yang dapat
menimbulkan pencemaran disebut polutan. Bahan pencemar. Berdasarkan sifatnya
bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi
(biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi (nondegradable). Bahan
yang dapat terdegradasi memiliki struktur kimia yang sederhana sehingga dapat
didegradasi, dekompisisi, dihilangkan atau dirombak baik secara alami ataupun
rekayasa sehingga dapat bersifat tidak mencemari. Sedangkan bahan yang tidak
dapat terdegradasi bersifat mencemari dan harus diekstradisi. Ada banyak
macam-macam pacemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain
itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat
disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan
manusia dan factor alami. Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat
dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah
dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik
1.2 Permasalahan
Dalam penulisan karya tulis ini, Penulis
memilih judul Pencemaran dan Perubahan Lingkungan. Masalah yang
timbul dalam judul tersebut antara lain :
1. Masalah
pencemaran lingkungan
2. Masalah
jenis-jenis pencemaran lingkungan
3. Masalah
macam-macam pencemaran lingkungan
4. Masalah akibat
dari pencemaran lingkungan dan akibat dari pencemaran lingkungan dan upaya
untuk menanggulanginya
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan
karya tulis ini adalah:
1. Untuk
mengetahui arti dari pencemaran lingkungan
2. Untuk
mengetahui jenis bahan-bahan pencemaran lingkungan
3. Untuk
mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan
4. Untuk
mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan Untuk mengetahui akibat dari
pencemaran lingkungan dan upaya untuk menanggulanginya
1.4 Metode
Dalam Penyusunan karya tulis ini, Penulis
menggunakan metode:
1. Mengamati
siaran televise menyangkut Pencemaran Lingkungan
2. Mencari dan
membaca informasi dari media cetak yang berkaitan dengan Pencemaran Lingkungan
3. Mencari
informasi dari internet
1.5 Sistematika
Penyajian
Penulis membuat karya tulis ini dengan
berbagai tahap yaitu:
1. Menentukan
topik yang akan dibuat menjadi karya tulis
2. Mencari bahan
dari berbagai sumber
3. Merangkai
karya tulis dalam bentuk sederhana
4. Membuat karya
tulis yang utuh
BAB
II
Isi
2.1 Pengertian Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-Undang
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, polusi atau Pencemaran
lingkunganadalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
2.2 Macam-macam Bahan Pencemar
Segala sesuatu yang
dapat menimbulkan pencemaran dinamakan bahan pencemar atau polutan.
Berdasarkan sifatnya polutan terbagi menjadi dua macam.
2.2.1 Bahan Pencemar Yang Dapat
Terdegradasi (biodegradable)
Bahan yang dapat
terdegradasi memiliki struktur kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi,
dekompisisi, dihilangkan atau dirpmbak baik secara alami aupun rekayasa
sehingga dapat bersifat tidak mencemari. Contoh bahan yang dapat terdegradasi
adalah sampah plastik. Sampah yang biodegradable pasti akan terurai oleh
keberadaan organisme biologis, tetapi lamanya terurai akan berbeda-beda untuk
masing-masing sampah.
biodegradable ada yang
bersifat persisten (tetap ada di alam) dan ada yang dapat terdegradasi oleh
perlakuan fisik dan mekanik. Sampah harus kita lihat di mana dia berada. Kalau
sampah berada dalam kawasan konservasi, seperti taman nasional, mau tdk mau,
sampah yang bersifat non bio degradable harus diekstradisi dari kawasan. Sama
halnya dengan sampah yang bersifat long biodegradable.
Sedangkan untuk sampah yang short biodegradable, tidak
apa-apa kita biarkan berada dalam kawasan konservasi,
karena sampah seperti ini tidak lebih dari beberapa hari sudah terdegradasi
utuh dan relative tidak membahayakan organisme yang berada dalam kawasan.
Sampah nonplastik konvensional tersebut dituding sebagai biang pencemar
lingkungan karena tidak dapat teruraikan dalam tanah. Untuk menyelamatkan
lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik
biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara
alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional
berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik
biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari
senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein,
protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Jenis plastic biodegradable
antara lain polyhidroksibutyrate (PHB), polyhidroksialkanoat (PHA) dan
poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan
modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh
mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar
plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung
dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat
di sel tumbuhan dan hewan. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat
didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi
monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain
menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain
yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil
degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai
pupuk kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa
kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik
biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam
tanah. Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer
biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada
pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.
Hal ini menjadi
potensi yang besar di Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil
tepung seperti singkong, beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga
umbi-umbian di Indonesia relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan
plastik biodegradable, akan memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Bukan
tidak mungkin kelak Indonesia menjadi produsen terbesar plastik biodegradable
di dunia. Terlebih lagi karena dari segi kekuatan, plastik biodegradable
seperti PHB dapat disejajarkan dengan plastik konvensional yang biasa digunakan
untuk pembungkus seperti polyetilen.
polyhydroxybutyrate
(PHB) dilihat dengan mokroskop electron
Namun disatu sisi
plastik biodegradable masih perlu penelitian lebih lanjut karena dari
penelitian sementara masih kurang mendukung dari sisi ekonomi. Bayangkan saja
apa mungkin kita membeli gorengan seharga 500 rupiah sementara plastik
biodegradable harganya setara atau bahkan melebihi harga gorengannya? Selain
itu karena produksinya melalui mekanisme bioproses dengan mikroba mengakibatkan
konversinya cukup rendah. Peran pemerintah dan dukungan masyarakat tentunya
sangat dibutuhkan dalam usaha pengembangan biodegradable plastik mengingat
potensinya masih cukup besar untuk dikembangkan.Karena pengolahan skala besar
plastik berbahan biodegradable ini nantinya akan membantu mengurangi penggunaan
minyak bumi, gas alam yang notabene makin menipis ketersediaannya di alam,
serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.
2.2.2 Bahan Pencemar Yang Tidak Dapat
Terdegradasi (non biodegradable)
Bahan pencemar yang
tidak terdegradasi yaitu sampah anorganik yang berasal dari sumber daya alam
tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium.
Secara keseluruhan zat anorganik tidak dapat terurai oleh alam, tetapi ada
beberapa yang dapat terurai dalam waktu yang sangat lama. Jenisnya adalah
sampah rumah tangga yaitu botol, botol plastik, tas plastik. Sebaliknya dengan
sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng tidak dapat terdegradasi secara
alami.
Contoh
non biodegradable
2.3 Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan lingkungan
yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat
dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
2.3.1 Pencemaran
Air
Di dalam tata
kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum,
memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk
mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Tindakan manusia
dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah
bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Pencemaran Air adalah
suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia.
Misalnya, pembuangan
detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di
perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian
masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak
terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan
seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi
permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar
perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat
berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi
berkurang. Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro
Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama
tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya.
Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan
terjadi aliran DDT.
Gambar
Pencemaran Air
2.3.2 Pencemaran
Udara
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana
kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara
biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan
gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran.
Rusaknya ata semakin sempitnya lahan hijau
atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat
tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan
gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang
terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat
untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.
2.3.2.1 Macam-macam pencemaran udara
Udara dikatakan
tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara.
Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang
berbentuk partikel cair atau padat.
1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon(CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu
udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar
gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat
menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan
menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan
rusaknya lapian ozon.
2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhisap.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan.
Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran
bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan
senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal
akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut
akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan
mencemari udara.
2.3.3 Pencemaran
Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia
buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat
berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.3.3.1 Penyebab pencemaran tanah
Berikut ini adalahpenyebab pencemaran tanah:
a.Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah:
pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain;
kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat
berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik,
bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam
tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di
dalam tanah.
b. Limbah industri
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dll.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk
sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea
2.3.3.2 Penanganan
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site)
dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah
itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi adalah
proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air).
2.4 dAMPAK PENCEMARAN SECARA GLOBAL
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara
pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara.
Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di
atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi
pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan
dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas.
Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas
lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol,
juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik
secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan
global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi
naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi
tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam.
Jika hujan asam
Terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau
air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan
mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan
berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.
2.5 UPAYA PENANGGULANAN PENCEMARAN
lINGKUNGAN
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara
lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak
akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita
perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
a. Membuang sampah pada tempatnya
a. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat.
Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain
menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai
jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah
tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah
tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga
menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat
di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.
b. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh
dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk
dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
c. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap
pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar
minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah
lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha
untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi.
Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot
kendaraan bermotor.
d. Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau
akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor
atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran
udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
e. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi
lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan.
Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk
buatan yang masuk ke perairan.
Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika
penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran.
Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme
tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu
penyerbukan tanaman.
Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu
alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
f. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus
tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC
yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat
mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan
global.
Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena
terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam
ini dengan berbagai jenis sampahnya.
2.6 lIMBAH
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah),
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri
dari bahan kimia organik dan anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik limbah:
1. Berukuran
mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas
(penyebarannya)
4. Berdampak
jangka panjang (antar generasi)
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan
bahan pencemar
3. Frekuensi
pembuangan limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri
dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan
partikel
4. Limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan
dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan
menjadi:
1. pengolahan
menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan
menurut karakteristik limbah
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya
atau dimasukkanya makhluk hidup, zat energi/ komponen lain ke dalam lingkungan
atau perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukannya. . Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut
polutan. Bahan pencemar. Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dibagi menjadi 2
yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi (biodegradable) dan yang tidak
dapat terdegradasi (nondegradable). Ada banyak macam-macam pencemaran
lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain itu pencemaran
lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak
hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan manusia dan factor
alami. Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara
mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah dibagi menjadi 2
yaitu limbah organik dan anorganik.
3.2. Saran
Pencemaran lingkungan harus selalu kita hindari agar lingkungan
kita bersih dan terhindar dari polutan atau bahan pencemaran dan juga agar
lingkungan kita menjadi lingkungan yang kita dambakan. Oleh karena itu kita
harus selalu menjaga dan merawat lingkungan kita dengan tidak membuang limbah
disembarangan tempat dan selalu menjaga kebersihan dimana saja.
Daftar Pustaka
Pujianto, Sri. 2006. Menjelajah Dunia Biologi.
Jakarta: Platinum
Sumber Pendukung: