KESALAHAN
PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA
Pada bagian berikut akan
diperhatikan kesalahan kasalahan penbentukan kata, baik dalam bahasa lisan
maupun dalam bahasa tulis.
a. Penganggalan Awalan Me-
Penganggalan pada judul cerita
dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan me- harus
eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
Contoh:
1). Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah)
Contoh:
1). Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah)
2). Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia
(benar)
b. Penagnggalan Awalan Ber-
Kata-kata yang berawalan Ber-
sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber harus dieksplisitkan secara
jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian.
Contoh:
1). Sampai jumpa lagi (salah)
Contoh:
1). Sampai jumpa lagi (salah)
2. Sampai berjumpa lagi (benar)
c. Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi c
sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me. Padahal tidak seperti itu.
Contoh:
1. a) Ali sedang menyuci mobil
(salah)
1. b) ali sedang mencuci mobil
(benar)
d. Penyengauan Kata Dasar
Ada gejala penyengauan bunyi
awal kata dasar, penggunaan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang
dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya pencampuran antara ragam lisan dan ragam
tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian.
Contoh:
Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak.
Contoh:
Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak.
Dalam bahasa Indonesia kita harus menggunakan kata-kata
mencopet,memandang, menulis, dan menembrak.
e. Bunyi /s/, /k/, p/, dan /t/ yang
Tidak Luluh
Kata dasar yang bunyi awalnya s,
k, p, atau t sering tidak luluh jika mendapat awalan me atau pe. Padahal
menurut kaidah buku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau.
Contoh:
Contoh:
1.a) Semua warga neraga harus mentaati peraturan yang berlaku
(salah)
1.b) Semua warga neraga harus menaati peraturan yang berlaku
(benar)
f. Awalan Ke- yang Kelirugunaan
Pada kenyataan sehari-hari,
kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi awalan ke. Hal itu
disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat.
Contoh:
a) Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api (salah)
Contoh:
a) Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api (salah)
b) pengendara motor itu meninggal karena tertambrak oleh kereta
api (benar)
Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata
bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali
pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.
g. Pemakaian Akhiran –ir
Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan
bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk
akhiran –ir adalah asi atau isasi.
Contoh:
1. a) Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu (salah)
1. b) Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu (benar)
Contoh:
1. a) Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu (salah)
1. b) Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu (benar)
h. Padanan yang Tidak Serasi
Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang cermat memilih
padanan yang serasi, yang muncul dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang
tidak sepadan atau yang tidak serasi.Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang
berselang, atau yang bergabung dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Contoh:
1. a) karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua
pengusaha lemah memperoleh kredit. (salah)
1. b) karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah lemah
memperoleh kredit (benar)
1. c) modal dibank terbatas sehingga, tidak semua pengusah lemah
memperoleh kredit (benar)
Bentuk-bentuk diatas adalah
bentuk yang menggabungkan kata karena dan sehingga, kata apabila dan maka, dan
kata walaupun dan tetapi.
i.
Pemakaia Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan
terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari,
pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan.
Contoh:
1.a) putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat.
(salah)
2.a) putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
j.
Pemakaian Akronim (singkatan)
Yang dimaksud kata singkatan
adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan bentuk singkat
ialah lab (laboratorium), memo (memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim
dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur.
k. Penggunaan Kesimpulan, Keputusan,
Penalaran, dan Pemungkinan
Kata-kata kesimpulan bersaing
pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing pemakaiannya dengan
kata purusan; kata pemukiman bersaing dengan kata permukiman; kata penalaran bersaing
dengan kata pernalaran.
Pembentukan kata dalam bahasa
Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten. Kalau kita perhaikan
dengan saksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu dengan
yang lain.
Contoh:
Tulis, menulis, penulis,
penulisan, tulisan.
Pilih, memilih, pemilih,
pemilihan, pilihan
Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut
Contoh:
Tani, bertani, petani, pertanian
l.
Mukim, bermukim, pemukim, permukiman Penggunaan Kata yang Hemat
Salah satu ciri pemakaian bahasa
yang efektif adalah kpemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun
dalam komunikasi sehari-hari sering kita jumpai pemakaian kata yang tidak hemat
(boros)
Contoh:
Boros hemat
Sejak sejak atau dari
Agar supaya agar atau supaya
Mempunyai pendirian berpendirian
Perbandingan kata yang hemat dan kata boros
1.a) Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak,
maka diperlakukan tenaga dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar
(boros, salah)
1.b) Apabila suatu reservoir masihmempunyai cadangan minyak,
diperlukan tenga dorong buatan untuk memproduksi munyak lebih besar. (salah)
1.c) Untuk mengksplorasi dan mengeksploitas munyak dan gas bumi
di mana sebagai sumber devisa negaa diperlukan tenaga ahli yang terampil di
bidang geologi dan perminyakan. (benar)
m. Analogi
Di dalam dunia olahraga tertapat
istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju berarti ‘orang
yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’.
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis, pesenam dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan teecipta bentukan seperti berikut ini
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis, pesenam dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan teecipta bentukan seperti berikut ini
Petinju ‘orang yang bertinju’
Pesilat ‘orang yang bersilat’
Petenis ‘orang yang bertenis’
Pesenam ‘orang yang bersenam’
n. Bentuk Jamak dalam Bahasa
Indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari
kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak bahsa Indonesia sehingga
terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1)Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang
bersangkutan seperti
Kuda-kuda
Meja-meja
Buku-buku
2)Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan seperti
Beberapa meja
Sekalian tamu
Semua buku
Dua tempat
Sepuluh computer
3)Bentuk jamak dengan menmbahkan kata Bantu jamak seperti
Para tamu
4)Bentuk jamak dengan menggunakn kata ganti orang seperti
Mereka kita
Kami kalian