Showing posts with label Tugas Makalah. Show all posts
Showing posts with label Tugas Makalah. Show all posts

Wednesday, September 18, 2013

Makalah Polikultural

BAB I
PENDAHULUAN

Pada awal perkembangannya, sistem budidaya ikan merupakan suatu usaha pemeliharaan ikan di kolam yang melibatkan sedikit aktivitas manusia dan mengandalkan energi hanya dari makanan alamiah yang tersedia di perairan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kolam yang subur dapat dipelihara ikan dengan jumlah  yang lebih banyak dari pada kolam yang kurang subur karena di dalamnya tersedia makanan alamiah ( plankton, zooplankton) lebih banyak.
Biasanya sebuah kolam yang hanya memelihara satu jenis ikan saja, ikan tersebut tidak akan berhasil memanfaatkan seluruh organisme makanan alamiah yang terdapat di dalam kolam. Salah satu alternatif pemecahan terhadap masalah penggunaan makanan alamiah di kolam adalag pengembangan suatu metode budidaya ikan yang dikenal dengan istilah sistem polikultur. 
Menurut sistem polikultur ini pada satu kolam dipelihara berbagai jenis ikan yang membutuhkan   jenis makanan berbeda sehingga setiap jenis ikan tidak akan bersaing dalam mencari makanan. Sistem ini ternyata  mampu  meningkatkan produksi ikan  menjadi lebih tinggi dari pada produksi ikan dari kolam dengan satu jenis ikan saja (monokultur).
Salah satu masalah yang dihadapi sistem polikultur adalah penentuan kombinasi  jenis ikan yang paling efektif dalam memanfaatkan makanan alamiah yang tersedia di kolam. Selain dapat memanfaatkan makanan yang berbentuk alamiah   di kolam secara efektif, tentu saja kombinasi jenis ikan tersebut harus dapat hidup bersama tanpa menimbulkan persaingan untuk mendapatkan makanan atau ruang gerak.
Jenis ikan yang dapat dibudidayakan dengan sistem polikultur adalah ikan mas dan  nila,  patin,  nilem,  lele dan  gurame.  Budidaya polikultur ikan mas dan nila lebih  menguntungkan karena pertumbuhan ikan mas dan nila sangat cepat.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Polikultural
  1. Polikultural Kombinasi Ikan Yang Berbeda
a.    Polikultural kombinasi ikan yang berbeda dalam kebiasaan makan
Ikan-ikan yang ditebarkan di kolam terdiri dari beberapa jenis yang berbeda dalam kebiasaan makan. Kombinasi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan makanan yang sifatnya alamiah di dalam kolam secara efektif dan efisien. Sebaiknya dipilih kombinasi jenis ikan yang mempunyai daerah operasi mencari makanan di permukaan, pertengahan dan di dasar kolam. Hal ini dimaksudkan supaya seluruh makanan yang bersifat alamiah di kolam dapat dimanfaatkan dan tidak terjadi persaingan untuk mendapatkan makanan dan ruang gerak antara jenis ikan tersebut 
b.    Polikultur kombinasi ikan yang berbeda ukuran
Kombinasi ini, ikan yang ditebarkan  terdiri dari satu jenis tetapi mempunyai ukuran yang brbeda. Ini dilakukan karena setiap ukuran ikan mempunyai jenis makanan yang berbeda meskipun ikan tersebut berasal dari satu jenis yang sama, contohnya adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas yang berukuran kecil biasa hidup di permukaan air dan makan plankton, sedangkan ikan  yang berukuran besar lebih menyukai hidup di dasar perairan dan mencari makanan dengan cara mengaduk-aduk dasar kolam. Cara memanen dari kombinasi ukuran ikan yang berbeda ukuran ini  dilakukan secara bertahap dengan menangkap ikan yang lebih besar dahulu dan kemudian di taburi benih ikan berukuran lebih kecil.

  1. Keuntungan Budidaya Ikan Secara Polikultural
budidaya ikan dapat memberikan keuntungan bagi petani ikan antara lain :
·         Makanan alamiah seperti fitoplankton dan zooplankton  yang tersedia di kolam dapat dimanfaatkan oleh ikan secara efektif sehingga tidak ada lagi makanan  yang terbuang sia-sia.
·         Penggunaan lahan menjadi efisien karena dengan luas lahan yang sama dapat dipelihara jenis ikan yang lebih banyak.
·         Secara keseluruhan produksi kolam akan meningkat karena jumlah ikan yang dipelihara dalam satu kolam lebih banyak.
·         Produksi tiap jenis ikan akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil pemeliharaan monokultur.
·         Kepadatan pada sistem polikultur sama atau lebih rendah bila dibandingkan dengan  monokultur. 

B.   PEMBUATAN KOLAM POLIKULTURAL
1.    Pembuatan pematang/galengan
Pembuatan pematang kolam polikultur sebaiknya  mempunyai ukuran yang memadai sesuai  luas kolam. Pematang harus kuat untuk menahan volume air di kolam dan  mampu menahan luapan air yang timbul karena banjir atau hujan lebat. Cara pembuatannya dilakukan sebagai berikut :
·         Sisi pematang dibuat miring dengan perbandingan 1:1 atau 1:1,5 artinya perbandingan antara sisi tegak dengan sisi mendatarnya adalah 1:1 atau 1:1,5.



·         Tinggi pematang disesuaikan dengan luas kolam. Pematang harus lebih tinggi dari permukaan air di kolam.  Kolam dengan luas 2000 m2 mempunyai  tinggi pematang yang muncul di permukaan air cukup 30 cm. Kolam yang luasnya 4000 m2, sebaiknya tinggi pematang yang timbul di permukaan air adalah 50 cm.
·         Lebar pematang bagian atas dapat dibuat sama dengan tinggi pematang tetapi tidak boleh kurang dari 1 m agar tidak mudah hancur.
·         Sebaiknya pada pematang kolam ditanam pohon-pohonan atau sayur-sayuran untuk menghindari tejadinya erosi. Tanaman ini dapat berfungsi juga sebagai peneduh bagi ikan di siang hari dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanaman yang umum digunakan adalah lamtorogung, turi, ketela pohon dan berbagai jenis sayur-sayuran.
2.    Pembuatan kamalir/parit 
Pembuatan kamalir/parit di sekeliling kolam bertujuan untuk mempermudah penangkapan ikan pada saat panen. Kamalir ini dapat menjadi tempat berkumpulnya ikan pada saat panen dan berfungsi sebagai tempat berlindung ikan terhadap serangan hama, bahaya kekeringan, atau sengatan matahari.
Ukuran kamalir tergantung pada luas kolam. Kolam yang berukuran kecil, cukup dibuat kamalir dengan ukuran lebar 1 m dan kedalaman 30 cm. Kolam yang berukuran besar dibuat  kamalir berukuran lebar 2-2,5 m dan kedalaman 50 cm. Kamalir harus agak miring ke arah pintu pengeluaran air agar mudah digunakan untuk menggiring ikan. Di sekitar pintu pengeluaran air dibuat kamalir dengan ukuran panjang 4 m, lebar 2-2,5 m dan kedalaman 60 cm.


3.    Pembuatan pintu air
Pintu pemasukan dan pengeluaran air sangat penting pada kolam polikultur untuk menjaga sirkulasi air kolam sehingga kualitas air dapat selalu terpelihara. Cara pembuatan pintu air adalah sebagai beriku:
·         Pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon yang ditanam pada pematang kolam
·         Diameter bambu atau pipa paralon disesuaikan dengan debit air.
·         Debit air yang diinginkan dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa buah bambu atau pipa paralon sebagai pintu  pemasukan atau pengeluran air.
·         Pintu pengeluaran air terdiri dari dua bagian yaitu  pertama pintu pengeluaran yang terletak sejajar dengan dasar  kamalir. Pintu ini berfungsi untuk mengeringkan  kolam pada saat panen. Bagian kedua merupakan pintu air yang terletak di sebelah atas dari bagian pertama. Pintu pengeluaran ini berfungsi untuk  mengalirkan kelebihan air yang berasal dari pintu pemasukan air atau dari air hujan. Jarak antara kedua pintu pengeluaran ini harus  ditentukan dengan tepat sebab jarak ini akan menentukan kedalaman air.
·         Pintu pemasukan air cukup satu bagian saja dan harus terletak lebih tinggi daripada pintu pengeluaran bagian kedua. Perbedaan ketinggian ini dimaksudkan untuk mencegah agar air dalam kolam tidak mengalir kembali ke luar.
·         Sebaiknya pada pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari bambu atau anyaman kawat untuk mencegah masuknya ikan lain ke dalam kolam atau lolosnya ikan dari kolam. 
·         Pintu pemasukan dan pengeluaran air air harus sering dikontrol, agar kemungkinan terjadinya penyumbatan oleh sampah atau benda-benda lain dapat segera diketahui.



4.    Persiapan Kolam
Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan kolam sebelum ditaburi benih benih ikan adalah:
·         Pengeringan kolam. Kolam dibiarkan selama 3-7 hari sampai dasar kolam terlihat kering sehingga parasit yang ada di kolam akan mati.
·         Perbaikan pematang kolam dilakukan pada  setiap tempat yang bocor dengan cara menyumbatnya dengan segumpal tanah. Jika bocor terlalu besar, sebaiknya bagian yang bocor tersebut dibongkar dahulu kemudian diperbaiki.
·         Perbaikan kamalir di sekeliling kolam dilakukan dengan cara memperdalam kamalir yang telah mengalami pendangkalan dan bersihkan tanaman yang mungkin tumbuh di sepanjang kamalir. Tanaman ini sering dimanfaatkan oleh predator pada waktu akan menyerang ikan.
·         Pemeriksaan pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air. Membersihkan kotoran yang ada agar aliran air menjadi lancar. Saringan diperbaiki atau diganti dengan saringan yang baru,  agar tidak ada ikan yang dapat lolos dan lepas.
5.    Pemupukan kolam
Sesudah kolam diberi air maka perlu dilakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan tidak digunakan secara langsung oleh ikan, Pupuk dimaksudkan untuk menumbuhkan fitoplankton, tumbuhan air, dan organisme yang akan digunakan sebagai makanan ikan.  Jenis pupuk yang biasa dipergunakan dalam kolam adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan.

a.    Pupuk Kandang
Pupuk jenis ini banyak dipergunakan pada usaha perikanan tradisional. Pupuk ini dihasilkan dari kotoran hewan, misalnya sapi, kerbau, kuda, kambing atau unggas.
Dosis pupuk kandang yang dipergunakan sangat bervariasi tergantung pada sumber pupuk tersebut. Besarnya dosis pupuk kandang yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini:
Sumber pupuk
Dosis pupuk (ton/Ha/masa tanam
Sapi/kerbau
6 – 7,5
Kuda
6 – 7,5
Kambing
2,5 – 5
Unggas
2,5 – 5
Pemupukan  pada umumnya dilakukan dengan cara menebarkan pupuk secara merata ke seluruh permukaan dasar kolam menurut dosis tertentu ( tabel 1). Kolam diisi air setinggi 20 cm dan dibiarkan selama satu minggu supaya ada kesempatan bagi fitoplankton dan tumbuhan air untuk tumbuh. Setelah satu minggu, permukaan air dapat ditingkatkan sampai pada ketinggian yang diinginkan dan benih ikan dapat segera ditebarkan.
b.    Pupuk Hijau
Penggunaan pupuk hijau telah lama dilakukan oleh pembudidaya ikan di Indonesia dan terbukti cukup berhasil meningkatkan produksi fitoplankton dan tumbuhan air. Kelompok pupuk hijau adalah tanaman dan sisa industri seperti bungkil kelapa, kacang tanah, ampas tahu dan lain-lain. Tanaman yang umum dipergunakan sebagai pupuk hijau adalah daun dan ranting kipahit, daun  dan ranting petai cina, daun dadap solo, daun dadap laut, daun dan ranting orok-orok, daun waru,  daun jarong, daun talas dan daun harendong.
Pupuk hijau harus diletakkan pada saluran pemasukan air untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Aliran air yang masuk akan mempercepat terjadinya proses pembusukan pupuk hijau sehingga unsur-unsur yang dikandungnya akan segera te rurai. Proses pembusukan yang terjadi pada pupuk hijau akan menciptakan media yang cocok untuk hidup  larva serangga air, cacing, dan organisme makanan ikan lainnya. Unsur-unsur pupuk hijau yang terurai, larva serangga air, cacing dan organisme makanan ikan yang lain akan dihanyutkan oleh aliran air yang masuk ke bagian tengah kolam sehingga akan dapat dimanfatkan oleh ikan sebagai makanan.
 
c.    Pupuk buatan
Pupuk buatan misalnya urea dan tsp diberikan pada kolam yang telah diairi. Pupuk tidak boleh diberikan sekaligus dalam jumlah banyak karena berbahaya bagi ikan. Pemberian pupuk buatan dimaksudkan untuk meningkatkan tersedianya fitoplankton di kolam.
Pemberian pupuk buatan sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit. Cara pemberian pupuk adalah sebagai berikut: misalnya, dosis yang akan diberikan per tahun adalah 100 kg per hektar, sedangkan luas kolam yang ada hanya 100 m2, maka dosis pupuk yang dibutuhkan adalah : 100 m2 / 1000 m2 x 100 kg = 1 kg per tahun.
Apabila kolam selama satu tahun diolah empat kali masing-masing selama tiga bulan, dosis pupuk  harus dibagi empat. Setiap masa pemeliharaan diberikan pupuk sebesar 250 gram atau kira-kira 85 gram per bulan.


Pupuk ini harus disebarkan secara merata ke seluruh permukaan kolam sedikit demi sedikit. Pupuk dibungkus di dalam kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil. Kantong plastik ini ditebarkan di beberapa bagian kolam dan ditenggelamkan ke dalam air sedemikian rupa sehingga pupuk akan larut ke dalam air secara pelahan-lahan.
Sehubungan dengan penggunaan pupuk buatan, harus diketahui jenis tanah atau airnya bersifat asam atau basa. Kolam yang bersifat agak basa atau netral sebaiknya diberi pupuk TSP agar sifat kolam tidak bertambah asam. Dosis yang dibutuhkan kira-kira 100-200 kg pupuk kasar atau setara dengan 30 kg P2O2 untuk setiap satu hektar kolam. Kolam yang bersifat agak basa hendaknya diberi pupuk superfosfat agar bersifat netral kembali. Kekurangan nitrogen dapat diatasi dengan penggunaan pupuk urea. Jika kolam telah diberi pupuk kandang atau menerima kotoran dari WC secara teratur, pemberian pupuk urea tidak diperlukan lagi.

6.    Pengisian kolam
Pengisian kolam dilakuan  setelah pemupukan selesai. Kolam diairi setinggi 20 cm dan dibiarkan selama beberapa hari atau beberapa minggu tergantung pada jenis pupuk yang dipergunakan. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberi kesempatan kepada fitoplankton, tumbuhan air, dan organisme makanan ikan untuk tumbuh dengan baik. Tujuan lain adalah menetralisasi kemungkinan timbulnya keracunan akibat penggunaan salah satu jenis pupuk.


C.   Penebaran Benih dan Pemberian Makanan Tambahan Ikan
1.    Penebaran Benih Ikan
Penebaran benih  ikan ke kolam baru dapat dilakukan setelah efek racun yang ditimbulkan oleh pemberian pupuk telah dinetralisasi dan jumlah makanan yang tersedia di kolam telah memadai.
Kira-kira  dua minggu setelah pemberian pupuk, efek racun telah dinetralisir dan makanan alami tumbuh subur yang ditandai dengan air kolam yang berwarna hijau, selanjutnya benih ikan siap ditebarkan. Perlu diperhatikan penebaran kombinasi jenis ikan yang dapat hidup secara berkelompok sehingga efektif memanfaatkan makanan alamiah yang terdapat di kolam. Contoh penebaran ikan pada budidaya secara polikultur adalah:



·         ikan mas 50 %,  tawes 20 % dan  mujair 30 %
·         ikan mas 50 %,  gurame 20 % dan  mujair 30 %

2.    Pemberian makanan tambahan
Sebenarnya makanan bagi ikan telah tersedia secara alamiah di kolam sebagai hasil pemberian pupuk tetapi untuk meningkatkan  pertumbuhan ikan perlu diberikan makanan tambahan berupa pellet atau sisa-sisa dapur. 
Pemberian makanan tambahan dilakukan empat kali sehari, yaitu pukul 06.00. 10.00, 14.00 dan 18.00. Pemberian makanan tambahan baru dihentikan setelah hampir 25% dari ikan yang ada telah meninggalkan tempat pemberian makanan.
Sebaiknya pemberiaan makanan tambahan dilakukan pada tempat dan waktu yang sama setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar ikan menjadi terbiasa sehingga pemberian makanan tambahan menjadi efektif dan tidak terbuang percuma.

D.   Cara Memanen Ikan
Panen dilakukan  setelah ikan  dipelihara selama tiga bulan atau lebih tergantung pada ukuran benih yang ditebarkan, ukuran ikan yang akan ditangkap, dan pemberian makanan tambahan.
Ikan  dipanen  dengan cara mengeringkan kolam secara pelahan-lahan. Pengeringan dilakukan dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pengeluaran pertama yang terletak di dasar kolam. Permukaan air di dalam kolam akan menurun secara pelahan-lahan dan ikan  secara naluriah akan berenang menuju bagian kolam yang masih mengandung air, akhirnya ikan akan berkumpul di dalam bak penampungan. Penurunan air hendaknya tidak dilakukan secara tergesa-gesa , supaya tidak menimbulkan stres pada ikan dan menurunkan kualitas ikan itu sendiri. Penutupan saluran pemasukan air  dan pembukaan saluran pengeluaran air sebaiknya dilakukan pada sore hari, yaitu sehari sebelum panen dilakukan. Pada pagi hari ikan telah berkumpul di dalam bak penampungan dan  dengan mudah dapat ditangkap.
Ikan-ikan yang telah terkumpul di dalam bak penampungan dapat segera ditangkap dengan alat penangkap ikan sepertiscoop-net atau jaring. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari sewaktu temperatur udara belum tinggi. Panen yang dilakukan setelah hari terang akan mengakibatkan ikan menjadi stres dan tidak tahan hidup dalam pengangkutan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kerugian karena harga jualnya menjadi rendah.




BAB III
PENUTUP


Pemeliharaan ikan secara polikultur mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
  1. Penggunaan lahan lebih efisien.
  2. Makanan yang diberikan dapat saling dimanfaatkan oleh semua jenis ikan yang ada di kolam.
  3. Produksi ikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil pemeliharaan dengan sistem monokultur
  4. Mengurangi serangan hama dan penyakit pada ikan
  5. Waktu pemeliharaan relatif pendek




 DAFTAR PUSTAKA 
  1. Eddy Afrianto dan Evi Liviawaty. 1994. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta: Kanisius : 14-27
  2. Anonim.  Budidaya   ikan http://turencity.blogspot.com/2008_03_01_archive.html. Diakses 5 Mei 2008
  3. Anonim1.  Kolam ikan. wb4.indo-work.com/ . Diakses 8 Mei 2008
  4. Anonim2. Kolam ikan. http://mygreen.vox.com/.  Diakses 7 Mei 2008
  5. Anonim3. Penebaran benih ikan. www.dkp-banten.go.id/.  Diakses 16 Mei 2008
  6. Anonim4. Pembesaran ikan gurami. www.iptekda.lipi.go.id/.../buletin/kolam.jpg. Diakses 16 Mei 2008
  7. Anonim5. database.deptan.go.id:8081/saims-indonesia
  8. Anonim6. Kolam ikan. http://www.vavai.com/blog/index.php. Diakses tanggal 6 Mei 2008

penulis Rinaldi Sahri
add facebook jgn lupa inbox swaktu add

Thursday, June 13, 2013

Makalah Pencemaran Lingkungan

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
 Lingkungan manusia saat ini telah berubah dengan masuknya zat-zat pencemaran ke dalam lingkungan hidup kita semua. Menurut UU pokok pengelolaan lingkungan hidup no. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat energi/ komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan. Bahan pencemar. Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi (biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi (nondegradable). Bahan yang dapat terdegradasi memiliki struktur kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi, dihilangkan atau dirombak baik secara alami ataupun rekayasa sehingga dapat bersifat tidak mencemari. Sedangkan bahan yang tidak dapat terdegradasi bersifat mencemari dan harus diekstradisi. Ada banyak macam-macam pacemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan manusia dan factor alami. Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik

1.2 Permasalahan
Dalam penulisan karya tulis ini, Penulis memilih judul Pencemaran dan Perubahan Lingkungan. Masalah yang timbul dalam judul tersebut antara lain :
1. Masalah pencemaran lingkungan
2. Masalah jenis-jenis pencemaran lingkungan
3. Masalah macam-macam pencemaran lingkungan
4. Masalah akibat dari pencemaran lingkungan dan akibat dari pencemaran lingkungan dan upaya untuk menanggulanginya

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti dari pencemaran lingkungan
2. Untuk mengetahui jenis bahan-bahan pencemaran lingkungan
3. Untuk mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan
4. Untuk mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan Untuk mengetahui akibat dari pencemaran lingkungan dan upaya untuk menanggulanginya

1.4 Metode
Dalam Penyusunan karya tulis ini, Penulis menggunakan metode:
1. Mengamati siaran televise menyangkut Pencemaran Lingkungan
2. Mencari dan membaca informasi dari media cetak yang berkaitan dengan Pencemaran Lingkungan
3. Mencari informasi dari internet

1.5 Sistematika Penyajian
Penulis membuat karya tulis ini dengan berbagai tahap yaitu:
1. Menentukan topik yang akan dibuat menjadi karya tulis
2. Mencari bahan dari berbagai sumber
3. Merangkai karya tulis dalam bentuk sederhana
4. Membuat karya tulis yang utuh


BAB II
Isi
2.1 Pengertian Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, polusi atau Pencemaran lingkunganadalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

2.2 Macam-macam Bahan Pencemar
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran dinamakan bahan pencemar atau polutan. Berdasarkan sifatnya polutan terbagi menjadi dua macam.
2.2.1 Bahan Pencemar Yang Dapat Terdegradasi (biodegradable)
Bahan yang dapat terdegradasi memiliki struktur kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi, dihilangkan atau dirpmbak baik secara alami aupun rekayasa sehingga dapat bersifat tidak mencemari. Contoh bahan yang dapat terdegradasi adalah sampah plastik. Sampah yang biodegradable pasti akan terurai oleh keberadaan organisme biologis, tetapi lamanya terurai akan berbeda-beda untuk masing-masing sampah.

biodegradable ada yang bersifat persisten (tetap ada di alam) dan ada yang dapat terdegradasi oleh perlakuan fisik dan mekanik. Sampah harus kita lihat di mana dia berada. Kalau sampah berada dalam kawasan konservasi, seperti taman nasional, mau tdk mau, sampah yang bersifat non bio degradable harus diekstradisi dari kawasan. Sama halnya dengan sampah yang bersifat long biodegradable. Sedangkan untuk sampah yang short biodegradable, tidak apa-apa kita biarkan berada dalam kawasan konservasi,

karena sampah seperti ini tidak lebih dari beberapa hari sudah terdegradasi utuh dan relative tidak membahayakan organisme yang berada dalam kawasan. Sampah nonplastik konvensional tersebut dituding sebagai biang pencemar lingkungan karena tidak dapat teruraikan dalam tanah. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Jenis plastic biodegradable antara lain polyhidroksibutyrate (PHB),  polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah. Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.
Hal ini menjadi potensi yang besar di Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti singkong, beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi-umbian di Indonesia relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan plastik biodegradable, akan memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Bukan tidak mungkin kelak Indonesia menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia. Terlebih lagi karena dari segi kekuatan, plastik biodegradable seperti PHB dapat disejajarkan dengan plastik konvensional yang biasa digunakan untuk pembungkus seperti polyetilen.

 polyhydroxybutyrate (PHB) dilihat dengan mokroskop electron

Namun disatu sisi plastik biodegradable masih perlu penelitian lebih lanjut karena dari penelitian sementara masih kurang mendukung dari sisi ekonomi. Bayangkan saja apa mungkin kita membeli gorengan seharga 500 rupiah sementara plastik biodegradable harganya setara atau bahkan melebihi harga gorengannya? Selain itu karena produksinya melalui mekanisme bioproses dengan mikroba mengakibatkan konversinya cukup rendah. Peran pemerintah dan dukungan masyarakat tentunya sangat dibutuhkan dalam usaha pengembangan biodegradable plastik mengingat potensinya masih cukup besar untuk dikembangkan.Karena pengolahan skala besar plastik berbahan biodegradable ini nantinya akan membantu mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam yang notabene makin menipis ketersediaannya di alam, serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.
2.2.2 Bahan Pencemar Yang Tidak Dapat Terdegradasi (non biodegradable)
Bahan pencemar yang tidak terdegradasi yaitu sampah anorganik yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Secara keseluruhan zat anorganik tidak dapat terurai oleh alam, tetapi ada beberapa yang dapat terurai dalam waktu yang sangat lama. Jenisnya adalah sampah rumah tangga yaitu botol, botol plastik, tas plastik. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng tidak dapat terdegradasi secara alami.

Contoh non biodegradable

2.3 Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
2.3.1 Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danausungai,lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang. Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT.
Gambar Pencemaran Air

2.3.2 Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran.
Rusaknya ata semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.
2.3.2.1 Macam-macam pencemaran udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.
1) Pencemar Udara Berbentuk Gas

Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon(CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon.
2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat

Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhisap.

Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan.
Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.
2.3.3 Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.3.3.1 Penyebab pencemaran tanah
Berikut ini adalahpenyebab pencemaran tanah:
a.Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
b. Limbah industri
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea

2.3.3.2 Penanganan
a. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamurbakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

2.4 dAMPAK PENCEMARAN SECARA GLOBAL
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.

Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam
Terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.
2.5 UPAYA PENANGGULANAN PENCEMARAN lINGKUNGAN
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:

a. Membuang sampah pada tempatnya

Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

b. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
c. Penanggulangan pencemaran udara

Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.



d. Diadakan penghijauan di kota-kota besar

Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.

e. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai

Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
f. Pengurangan pemakaian CFC

Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.
2.6 lIMBAH
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik limbah:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
 Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat energi/ komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. . Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan. Bahan pencemar. Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi (biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi (nondegradable). Ada banyak macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan manusia dan factor alami. Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik.
3.2. Saran
 Pencemaran lingkungan harus selalu kita hindari agar lingkungan kita bersih dan terhindar dari polutan atau bahan pencemaran dan juga agar lingkungan kita menjadi lingkungan yang kita dambakan. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga dan merawat lingkungan kita dengan tidak membuang limbah disembarangan tempat dan selalu menjaga kebersihan dimana saja.
Daftar Pustaka
Pujianto, Sri. 2006. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta: Platinum
Sumber Pendukung: